Kita
Berhak
Mimpi itu seperti istana yang tinggi. Jangan biarkan siapa pun merobohkan harapan kita.
Mimpi itu hak asasi. Sama seperti hidup. Sama tinggi dan satu kasta. Tak seorang pun berhak membunuh mimpi kita.
Mimpi itu seperti istana yang tinggi. Jangan biarkan siapa pun merobohkan harapan kita.
Mimpi itu hak asasi. Sama seperti hidup. Sama tinggi dan satu kasta. Tak seorang pun berhak membunuh mimpi kita.
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Siapa kita?
2. Apa yang kita mau?
3. Apa impian tertinggi kita?
Kita
Berani
Kastil harus berani berdiri tegak. Begitu juga dengan mimpi. Kenali diri, pahami diri, jujur pada diri sendiri. Ikuti kata hati, apa yang benar-benar kita sukai? Saya pernah merumuskan mimpi terbesar saya adalah memberi pekerjaan kepada setidaknya seribu orang dan berperan serta dalam pembangunan Indonesia. Seribu merupakan perkiraan jumlah mahasiswa di jurusan saya dalam satu tahun (sekitar empat hingga tujuh angkatan). Sekarang saya pun berpikir bahwa menjadi bagian dalam dunia pendidikan cukup nyambung dengan mimpi tersebut.
Buatlah mimpi yang jelas dan terang beserta bayangan kapan dapat terwujud.
Jangan takut dan beranilah mengejar mimpi!Jodoh Mimpi tak kemana. Ia akan tetap ada serta setia menunggu di sana. Saya percaya, kita mampu meraihnya dengan usaha dan doa. Mungkin halangan
dan rintangan bisa membuat seseorang menjadi pesimis, sinis, dan skeptis. Tetapi,
hidup itu perjuangan, bukan? Ada usaha dalam kes(usaha)n dan janji Tuhan bahwa
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Tuhan pun tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mengubah nasibnya sendiri. Jadi, kita harus berani membangun menara mimpi setinggi apa pun itu.
Kastil harus berani berdiri tegak. Begitu juga dengan mimpi. Kenali diri, pahami diri, jujur pada diri sendiri. Ikuti kata hati, apa yang benar-benar kita sukai? Saya pernah merumuskan mimpi terbesar saya adalah memberi pekerjaan kepada setidaknya seribu orang dan berperan serta dalam pembangunan Indonesia. Seribu merupakan perkiraan jumlah mahasiswa di jurusan saya dalam satu tahun (sekitar empat hingga tujuh angkatan). Sekarang saya pun berpikir bahwa menjadi bagian dalam dunia pendidikan cukup nyambung dengan mimpi tersebut.
Buatlah mimpi yang jelas dan terang beserta bayangan kapan dapat terwujud.
Jangan takut dan beranilah mengejar mimpi!
Tuhan pun tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mengubah nasibnya sendiri. Jadi, kita harus berani membangun menara mimpi setinggi apa pun itu.
Kita
Bertindak
Sebuah puri dibangun dengan bata demi bata yang tersusun tinggi. Mimpi pun demikian. Setelah kita menargetkan mimpi, saatnya untuk mengejarnya dengan menyusun beberapa misi. Misi adalah langkah-langkah yang kita yakini kebenarannya untuk mencapai visi. Dengan merencanakan strategi yang ter-struktur dan terukur, usaha kita dapat optimal dan hasilnya pun maksimal.
Sebaiknya, usahakan apa pun yang kita lakukan bisa mendukung cita-cita. Gambar di atas menunjukkan misi demi misi yang konsisten menuju mimpi kita. Misalnya, A bercita-cita menjadi arsitek. Setiap hari A mengasah kemampuan menggambar-nya. Ia pun gemar membaca buku-buku tentang arsitektur. A menjalani semua kegiatan yang ia yakini dapat menunjang mimpinya. Tidak seperti gambar di bawah ini.
Hati-hati dan lihat kembali, jangan-jangan kegiatan yang kita jalani sehari-hari tidak searah dengan tujuan, bahkan menjauhkan? Sebagai contoh, A yang ingin menjadi arsitek justru aktif mengikuti Palang Merah Remaja (PMR). Demikianlah masa lalu saya, hehe. Memang pasti ada manfaatnya, tetapi tidak mendukung cita-cita A dengan optimal. Alangkah indahnya jika A aktif di klub olimpiade fisika.
Mencoba berbagai hal baru memang baik. Siapa tahu kita cocok di bidang itu? Tetapi, mulailah sejak dini. Tetapkan tujuan pasti dan jujur pada diri sendiri.
Satu dari sekian banyak mimpi saya
adalah memilliki istana alias rumah. Selain sebagai tempat tinggal yang merupakan kebutuhan
pokok manusia, juga bisa menjadi tempat usaha. Jika punya modal cukup, kita pun
dapat melirik investasi dalam bentuk tanah dan/atau bangunan ini. Menurut
survei di gallup.com, 25% pria dan wanita usia 18-29 tahun meyakini bahwa
properti adalah alat investasi terbaik untuk jangka panjang.
Kabar baiknya, http://mimpiproperti.com/ menawarkan banyak properti impian dengan wilayah strategis dan harga kompetitif. Ikuti juga kontes blog mengejar mimpi di http://www.kontesmimpiproperti.com/ seperti artikel saya kali ini. Kita pun bisa saling berbagi mimpi.
Semangat membangun impian, hingga mewujud kenyataan!
Sebuah puri dibangun dengan bata demi bata yang tersusun tinggi. Mimpi pun demikian. Setelah kita menargetkan mimpi, saatnya untuk mengejarnya dengan menyusun beberapa misi. Misi adalah langkah-langkah yang kita yakini kebenarannya untuk mencapai visi. Dengan merencanakan strategi yang ter-struktur dan terukur, usaha kita dapat optimal dan hasilnya pun maksimal.
Sebaiknya, usahakan apa pun yang kita lakukan bisa mendukung cita-cita. Gambar di atas menunjukkan misi demi misi yang konsisten menuju mimpi kita. Misalnya, A bercita-cita menjadi arsitek. Setiap hari A mengasah kemampuan menggambar-nya. Ia pun gemar membaca buku-buku tentang arsitektur. A menjalani semua kegiatan yang ia yakini dapat menunjang mimpinya. Tidak seperti gambar di bawah ini.
Hati-hati dan lihat kembali, jangan-jangan kegiatan yang kita jalani sehari-hari tidak searah dengan tujuan, bahkan menjauhkan? Sebagai contoh, A yang ingin menjadi arsitek justru aktif mengikuti Palang Merah Remaja (PMR). Demikianlah masa lalu saya, hehe. Memang pasti ada manfaatnya, tetapi tidak mendukung cita-cita A dengan optimal. Alangkah indahnya jika A aktif di klub olimpiade fisika.
Mencoba berbagai hal baru memang baik. Siapa tahu kita cocok di bidang itu? Tetapi, mulailah sejak dini. Tetapkan tujuan pasti dan jujur pada diri sendiri.
Kabar baiknya, http://mimpiproperti.com/ menawarkan banyak properti impian dengan wilayah strategis dan harga kompetitif. Ikuti juga kontes blog mengejar mimpi di http://www.kontesmimpiproperti.com/ seperti artikel saya kali ini. Kita pun bisa saling berbagi mimpi.
Semangat membangun impian, hingga mewujud kenyataan!
Nurin?
ReplyDelete